Tepatnya
tanggal 16 agustus 2014, Gue melakukan perjalanan ke gunung talang yang
terletak di kab. Solok. Gue pergi dengan beberapa teman diantaranya Rama, Indra
alias uncu, Diki, Dedi alias mak cik, Aldi dan Gaston. Pagi hari dimulai dengan
melakukan packing barang, dan berkumpul di kampus UNP. Namun yang pergi pertama
kali adalah Gue, Uncu, Diki dan Rama. Hal itu terjadi karena Dedi ada urusan
lain yang tidak bisa ditinggalkan.
Namun
ketika dalam perjalanan tepatnya di daerah Sitinjau Lawik, anton (nama motor
Gue) dapat musibah. Maklum motor tua yang pantas dimuseumkan...Haaha. Anton
terpaksa masuk bengkel agar mendapatkan pengobatan. Setelah sekian lama
menunggu motor agar sembuh, ada teman kami yang tertidur dibengkel tersebut.
Entah apa yang membuat dia bisa tidur dengan posisi duduk. Namun tentu ada
hikmah yang dapat diambil dari musibah anton. Salah satunya kami bisa menunggu
Dedi dan Gaston sehingga kami satu rombongan ke posko pendakian.
Di
simpang Lubuk Lasiah kami berhenti sejenak menunggu kedatangan Aldi. Memang
Aldi berasal dari Solok. Sekian lama menunggu kami mendapati Aldi seperti jatuh
dari motor. Memang itu adanya. Ternyata hujan yang menerpa daerah kab. Solok
membuat ban motornya licin. Gue salut banget sama dia..karena apa?? Ya... meski
telah jatuh dari motor namun semangatnya untuk melakukan pendakian gunung
talang patut diacungi jempol.
Sekitar
jam 5 sore, kami melanjutkan perjalanan ke posko. Jarak antara simpang Lubuak
Lasiah ke posko sekitar 20 Km. Dengan kondisi cuaca kurang menguntungkan, kami
hanya menguatkan semangat agar sampai di puncak gunung talang. Di posko kami
melakukan registrasi serta memulai pendakian dengan melewati kebun teh yang
indah terlebih dahulu. Suasana di kebun teh sangat sejuk, Gue menikmatinya
dengan berjalan lambat sehingga Gue tertinggal dari rombongan.
Kemudian
Gue ketemu dengan 2 orang anggota PBC (Padang Backpeker Comunity). Sebut saja
namanya kak Ria dan Bang Doni. Sambil melakukan perjalanan kami bercerita
sehingga kak ria bilang “kok gak ikut gabung PBC??” Gue heran. “Siapa juga yang
gak gabung PBC” kata hati Gue. Namun Gue bilang sama kak ria “gabung facebook
doank kok kak..Cuma ikut kopdarnya doank yang gak pernah.. Lagian kalo Gue tu
hanya diajak-ajak temen doank kak.. sambil menampilkan wajah senyum.
Sekian
lama Gue ngobrol dengan mereka hingga gak sadar kalo Gue dah ditinggal jauh rombongan. Ya..dengan penuh semangat Gue
mengejar rombongan sendirian. Medan yang Gue jalani sebenarnya gak terlalu
sulit. Namun karena jalanan telah dibasahi hujan dan disana ada acara pendakian
bersama yang dilaksanakan pemerintahan Kab. Solok membuat jalanan licin dan
berlumpur.
Rombongan
yang Gue susul akhirnya ketemu. Dalam gelap yang hanya diterangi bulan purnama,
Gue meraba-raba langkah kaki. Ketika itu Gue baru tahu kalo rame banget para
pendaki kesana. Kelihatan kayak pasar malam diatas gunung.
Waktu
pun berlalu, pendakian kami selesaikan sekitar 2 jam 15 menit. Tempat camp kami
memang tidak di puncak gunung melainkan didataran dekat kawah gunung.
Alhamdulillah cuaca disaat kami sampai di basecamp sangat bagus. Bulan sedang
bercanda gurau dengan bintang sedangkan langit terlihat seperti senang menerima
kedatangan kami. Sekitar 1 jam kami hanya mengililingi lokasi hanya untuk
mencari bang Riko cs karena perlengkapan kami juga ada disana selain itu juga
untuk posisi mendirikan tenda yang mantap.
Tenda
telah didirikan, seperti biasa kami mulai mencari kayu bakar dan memasak
makanan. Dalam hal memasak malam itu, Gue harus ucapin banyak terima kasih pada
Diki dan Mak cik. Karena mie masakan mereka bisa membuat mata gue yang tadinya
5 watt kembali ke 100 watt. Gue gak bilang masakannya gak enak, namun kondisi
yang beda saat itu menjadikan rasa mie menjadi asin. Ya.. kayak orang hamil
lagi ngidam gitu lah..hehehe...Pengen mencobanya kan?? Kalo Gue kasih saran sih
jangan dulu lah. Tunggu disaat kondisi yang memungkin untuk makan masakannya. Waktu berlalu hingga jam 1 malam. Gue mencoba
untuk tidur didalam tenda. Maklum tendanya baru pertama kali digunakan. Ya so
pasti Gue harus mencobanya juga donk..hehehe
Pagi
hari tepatnya 17 Agustus 2014 gue bareng teman2 langsung menuju puncak
tertinggi gunung talang. Bermodal segelas air putih kami menapaki setiap
bebatuan yang ada disana sambil melihat kawah gunung talang dan pemandangan
yang begitu indah. Gue merasakan bagaimana kecilnya gue dibandingkan alam
semesta ini. Gak bakal pernah gue pungkiri kalo ciptaan Tuhan emang paling top.
Gak ada yang bisa tandingi ciptaanNya.
Dari
puncak gunung tersebut, Gue bisa melihat dengan jelas 4 danau sekaligus.
Diantaranya ada danau singkarak, danau diateh, danau dibawah dan yang terakhir
danau talang. Selain itu Gue juga melihat bentangan alam yang sangat luas.
Bravo untuk ciptaan Tuhan.. (^_^)
Banyak
orang berpendapat kalo mendaki gunung itu gak ada tujuan dan hanya membuang
energi saja. Selain itu ada juga yang berpendapat kalo mendaki gunung itu
adalah suatu kebanggaan karena semakin banyak mendaki gunung maka dia akan
merasa semakin hebat karena telah menaklukan alam yang telah dilalui. Namun itu
semua sangat bertentangan dengan prinsip Gue.
Gue
berprinsip kalo kegiatan menjelajah alam ini merupakan suatu hobi. Hobi yang Gue
maksud yaitu hobi untuk melihat keindahan alam yang diciptakan Tuhan. Dan
dengan kegiatan seperti itu bertujuan agar Gue selalu merasa bersyukur dengan
apa yang telah diberikan Tuhan. Tidak ada suatu niat untuk berbangga diri
dengan apa yang telah kita capai di alam ciptakan Tuhan ini, karena semua yang
kita lalui itu merupakan ciptaan Tuhan. Kita hanya menjalani apa yang telah
Tuhan berikan.
Lanjut
ke cerita...setelah menikmati puncak, Gue bareng teman2 dan PBC turun ke camp
untuk melakukan upacara bendera. Dalam perjalanan ternyata ada sebuah
kecelakaan. Ada seorang pendaki terjatuh di bebatuan ketika menuruni puncak.
Alhasil dia menderita patah tulang kaki dan hidung serta banyak luka memar
diseluruh tubuhnya. Setelah menerima pertolongan pertama dari PMI, kami
melakukan upacara bendera dengan hikmad
Gue
merasa berbeda sekali antara suasana upacara bendera digunung dengan upacara
bendera disekolah atau dikantor. Mungkin karena sebelum upacara itu kami
melakukan perjuangan mendaki gunung terlebih dahulu atau karena suasana yang
tenang dan damai. Gue sih beranggapan seperti itu (^_^).
Selesai
upacara bendera kami packing barang dan menyatu dengan anggota PBC. Sambil
menunggu waktu pulang, kami makan dan bersanda gurau bareng. Tampak sekali
suasana kekeluargaan antar pendaki disana.
Jam
telah menunjukkan pukul 1 siang. Tiba saatnya kami pulang. Sebelum pulang kami
foto bareng untuk kenang-kenangan gitu. (^_^).
Dalam
perjalanan pulang, Gue melihat
perjuangan pendaki membawa korban yang jatuh tadi. Dari puncak gunung dengan
ketinggian sekitar 2597 mdpl korban dibawa keposko menggunakan tandu seadanya.
Dengan semangat dan kegigihan serta jiwa sosial yang tinggi para pendaki
membawa korban. Sungguh pembelajaran yang sangat berharga bagi Gue pribadi.
Mantap...
ReplyDeleteThanks..
ReplyDelete