Sebelum
mulai cerita, alangkah lebih baiknya gue perkenalkan diri dulu. Nama lengkap
gue Rizki Jonnedi. Biasanya orang2 dirumah manggilnya Rizki tapi kalo di kampus
orang2 manggilnya Jojo. Gue juga gak tahu persis apa alasan mereka panggil Jojo.
Namun dari analisa gue mungkin karena nama facebook, atau sudah terlalu banyak
orang gunakan nama Rizki di jurusan, akibatnya setiap yang memakai nama Rizki
diberi gelar kehormatan...Hehehe
Sebagai
contoh, ada yang dipanggil Rizki “chikiang”, Rizki “turis”, Rizki “jojo”, Rizki
“rongkeh”, Rizki “nawai” dan berbagai macam gelar kehormatan bagi kami yang
bernama Rizki. Dan semua itu terjadi di jurusan gue. Selanjutnya, jurusan gue
yaitu Teknologi Pendidikan. Biasanya disingkat TP. Banyak orang yang menyalah
artikan jurusan gue. Ada yang mengatakan TP itu “Tampek Pareman”, ada yang
mengatakan “Tukang Patiak”, dan yang paling populer “Tebar Pesona” mungkin juga
sih, karena jurusan memang mempelajari tentang fotografi dan warganya banyak
yang cakep2 (GR banget....hahaahahaa)
Mungkin
itu sedikit perkenalan dari gue. Sekarang kita balik ke agenda yang mana gue
mau menceritakan kisah pendakian Gunung Merapi. Perjalanan ini dilaksanakan
oleh mahasiswa Teknologi Pendidikan. Kami beranggotakan kurang lebih 20 orang. Kami
menyebut diri sebagai TP Adventure. Mungkin komunitas kami gak terlalu
terkenal, maklum masih amatiran....Hehehe
Perjalanan
ini digagas oleh gue sendiri (hhmm...jadi GR neh) muklas dan muklis (sodara
kembar tapi beda) tepatnya di HIMA Teknologi Pendidikan. Salah satu hasil
kesepakatannya yaitu melakukan perjalanan ke Gunung Merapi tanggal 23 april
2011. Setelah perencanaan clear, kami
mencari anggota dan mempersiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan.
Ketika
hari H (keberangkatan), gue dan seluruh anggota TP Adventure berkumpul di kos lama
gue untuk cheking perlengkapan (maklum kos gue dulunya deket banget ma
pemberentian bus). Perjalanan kami mulai siang hari menuju Cingkariang (tepatnya
di rumah nenek muklas dan muklis). Teknis perjalanan kami terbagi 2 kelompok,
yaitu menggunakan bus dan menggunakan motor (kalo gue sih pengennya naik motor
donk.... hahaha).
Disaat
perjalanan menuju Cingkariang, kami yang
menggunakan 2 motor. kebetulan saat itu gue belum makan dari pagi. Akibat gak
makan dari pagi harus gue terima karena konsentrasi bawa motor menurun,
sehingga hampir tabrakan dengan motor 1 kali dan mobil 2 kali (mungkin lebay
banget namun itulah kenyataannya). Sampai di Cingkariang, kami istirahat dan gue
gak langsung mencari makanan walaupun harus membeli di warung sebelah rumah
(malu dong...masa baru nyampe rumah orang langsung minta makan...hahaha).
Setelah
cheking terakhir perlengkapan dan kondisi anggota TP Adventure siap tempur
(semangat membara ingin menaklukkan gunung). Perjalanan kami lanjutkan
menggunakan angkot menuju Pasar Koto Baru (saat itu gue belum tau klo ada
tempat parkir di posko, jadi terpaksa deh titip anton <motor kesayangan> di rumah nenek muklas dan muklis).
Sampai
di Pasar Koto Baru, kami langsung berjalan kaki melewati sawah dan ladang
menuju posko, walau ada jalan aspal menuju kesana namun terasa jauh banget bagi kami pejalan kaki. Perjalanan
itu sekitar 3 - 5Km. Maklum..... banyak
dari kami yang baru (istilah barunya newbe...hehe) dan mengingat banyak anggota
perempuan maka kami lebih banyak istirahat. Oo ya.. baru ingat. Kalo gak salah
yang bawa perlengkapan berat itu cuma gue... kok yang lain pada pengen
istirahat?? Heran deh...
Kita
lanjutkan sampai di posko. Di posko kami cuma sebentar, kami hanya melakukan
registrasi dan membayar sekitar Rp.5000. Kalo boleh jujur sih... gue gak tau
buat apa uang itu, tapi gue positif thingking ja lah, lagian sejak pertama
kesana dengan yang sekarang sudah ada kemajuannya. Contohnya aja waktu terakhir
kesana sudah ada atap dari seng bagi para pendaki yang ingin mendirikan tenda.
Ops..
jadi lupa.. tujuan kita kan cuma cerita perjalanan... mari kita lanjutkan.
Setelah melewati posko, anggota TP Adventure
merasa lebih semangat kecuali gue. Toh... mungkin karena mereka gak
merasakan apa yang gue rasakan (penderitaan membawa barang berat
hik..hik..hik). Perjalanan kami masih melewati ladang sampai di posko terakhir.
Setelah itu kami melewati jembatan bambu yang dibentangkan melewati jurang.
Air
minum kami habis disaat selesai melewati jembatan. Gue dan muklis berinisiatif
mengambil air di sumber mata air. Namun yang ada hanya aliran sungai kecil. Dengan
penuh semangat gue ambil air disana, tepat disaat kami ambil air, gue melihat
tumpukan boom berwarna kuning (kotoran manusia atau bukan juga gak jelas)
diatas aliran itu. Namun apa daya kami gak bisa melewati tumpukan itu untuk
mengambil air.
Dengan
sangat...sangat...sangat... terpaksa gue ambil air di bawah tumpukan boom itu. Gue
gak tahu apakah boom itu masuk kedalam botol minuman atau gak, namun menurut analisa gue kotoran
itu sudah masuk. Keberuntungan gue dimulai karena masih ada botol minuman gue
didalam tas. Walau hanya 1 buah, namun itu sudah cukup buat gue sampai di mata
air selanjutnya. Jadi gue gak perlu minum dan memakan boom itu....hahhahahaa
Dalam
perjalanan gue sempat berpikir dan tertawa didalam hati. Namun apa daya, gue
merasa segan mengatakan yang sebenarnya kepada mereka. Lagian kebanyakan dari
mereka baru melakukan pendakian (newbe untuk istilah sekarang). Jadi gue ambil
kesimpulan akan mengatakannya setelah perjalanan ini selesai dan berharap
mereka mau memaafkan gue yang telah berdosa ini.hehehe
Sekian
lama kami melakukan perjalanan, akhirnya kami berhenti dibawah pintu angin
(kata orang sih hehehe).kami sampai disana sekitar jam 12 malam. Maklum lah gue
lihat banyak anggota TP Adventure yang sudah kelelahan (kasiaann banget deh)
dan juga kami menunggu rombongan satu lagi. Katanya rombongan dari FORSIS FIP
dan komandan pendakiannya bg Ed (masih TP juga).
Saat
istirahat, kami bercanda gurau antara satu dengan yang lainnya. Gak ada batasan
antar BP disana. Baik itu BP gaek maupun BP muda (azeekk waktu itu gue masih BP
muda loh). Dan memang itulah tujuan para pembuat gagasan (termasuk gue loh...
pengen aksis dikit...heehhe) mengadakan pendakian ini yaitu menjalin hubungan
silaturahim dan kekeluargaan antar warga TP (Teknologi Pendidikan). Gak
memandang usia, gak memandang ras dan gender.
Sehingga,
gue kira banyak yang tidur ditenda. Eehh.. ternyata keluar tenda semua.
(mungkin gak tahan dinginya kale..hhehe). Anggota TP Adventure membuat
lingkaran di api unggun, yang sudah disiapkan para pejantan tangguh seperti
rito, muklas, muklis, gue (mungkin karena kami cowok dari BP paling muda atau
inisiatif kami yang tinggi...bisa jadi pembelaan nih...hahaha) sambil meminum
minuman hangat yang telah dibuat oleh para cewek tangguh seperti kak ayu, amy,
pipit, ii dan yang lainnya (maaf apabila gak disebutkan seluruhnya).Gak terasa
rombongan bg Ed sudah tiba dan kami seluruhnya selesai istirahat. Kami
melanjutkan perjalanan menuju puncak tertinggi sumatera barat.
Ketika
di cadas, sebagian ada yang tinggal terlebih dahulu, dan yang sebagian lagi
langsung menuju tugu. Namun yang langsung menuju puncak itu hanya yang newbe
ja, klo gue mah bagian pengamanan yang dibelakang doank. Dan ketika gue di
puncak gunung, hal yang selalu gue pikirkan ada 2 hal. Pertama, gue gak tau rumus matematika atau rumus fisika
jika perlu ilmu biologi tentang apabila seseorang hampir sampai di puncak
gunung. Kenapa keliatan ada tambahan tenaga bagi orang itu untuk menyelesaikan
pendakiannya?? Apalagi orang itu selalu mengeluh saat perjalanan... Dan yang
kedua ketika sudah sampai di puncak gunung. Kenapa rasa letih dan lelah bisa
hilang seketika saat melihat pemandangan di puncak gunung??
Di
puncak gunung, kami kayak orang ketemu kekasih yang sudah lama gak ketemu (terlalu lebay kayaknya neh).
TP Adventure menikmati pemandangan yang
cerah disana. Maklum gue baru sekali menikmati pemandangan yang cerah di puncak
gunung, terbawa suasana banget deh (keberuntungan selanjutnya buat gue....hehehe).
Puncak
merpati sebagai puncak tertinggi di gunung merapi, kayakya mengejek kami dan
ingin ditaklukkan. Tanpa pikir panjang, gue dan TP Advanture segera menaklukkan
puncak merpati dengan semangat berkobar2. Memang benar kata Allah “ kita gak
akan bisa menandingi apa yang yang Dia buat. Yang perlu kita lakukan hanyalah
bersyukur dan beryukur. Pemandangan ketika berada di puncak merpati sungguh
indah. Kalo gak konsentrasi, gue bisa jatuh kedalam lobang berisi magma yang
panasnya tak tanggung2.
Kita
lanjutkan ke taman adelwis (maaf klo salah penulisan). Perjalanan menuju kesana
harus gue tempuh melalui puncak merpati dan jalan diantara 2 kawah gunung.
Untung banget gue gak kena tiupan angin badai ketika itu. Coba bayangkan kalo
gue kena tiupan angin yang lagi marah di antara 2 kawah. Sudah pasti gak bakal
ada deh tulisan ini.... Hehee.
Di
taman itu seperti biasa kami menikmati
hamparan tanaman adelwis yang luas serta sebagian dari kami memetik dan membawa
bunga adelwis pulang. Katanya sih untuk dijadikan hadiah (sebenarnya gak boleh
ambil bunga adelwis). Lagian kata masyarakat setempat kalo bunga adelwis itu
adalah lambang bunga abadi. Wajar kalo banyak pasangan muda-mudi melakukan
pendakian ke gunung merapi ini.
Setelah
semuanya berakhir, TP Adventure bersiap2 pulang. Nah... akhirnya gue merasakan
hal yang gak ingin gue rasakan, yaitu sakit. Dari awal perjalanan sampai puncak
gue gak pernah bawa barang2 ringan. Otomatis tenaga gue terkuras habis donk
(maklum...gue ini juga manusia men..). Dengan kondisi seperti itu gue
menukarkan tas yang sudah gue bawa dari awal perjalanan dengan tas yang laen.
Akhir cerita gue kembali sehat bugar kembali tanpa harus di tandu.
Dalam
perjalanan pulang, gue memang berada di bagian belakang. Gue mendengarkan salah
seorang anggota TP Adventure menangis (lokasinya mungkin dah dekat dengan
posko). Ooo... ternyata itu tangisan ii, gue gak tau alasan dia menangis,
mungkin karena kakinya sakit atau terharu karena dengan kondisi fisiknya yang
lemah dapat menaklukkan gunung tertinggi di sumatera barat. (yah... positif
thingking aja lah).
Mungkin sekian cerita kali ini, Kalo ada
kesalahan baik secara langsung maupun tidak langsung gue minta maaf. Kapan2
kalo gue lagi mood ceritanya kita lanjutkan... bye..bye